NIKMAT DAN NIQMAT

Mas, saya masih sedikit heran kok bisa ada orang orang yang tidak begitu peduli dengan syariat tapi rezeki mereka lancar, mau ala saja seolah dimudahkan, sementara ada juga orang yang ta’atnya luar biasa tapi rezekinya serasa disempitkan.
Apakah ini adil?

Gini ndo,

#Pertama,

Yang kita fahami soal rezeki itu mungkin sebatas harta materi sehingga kalau lagi susah pemasukan kitapun merasa susah rezeki, padahal sehat, berkumpul dengan keluarga, bisa minum air, bisa saling mencintai, bisa jalan jalan, bisa menghirup udara itu juga nikmat, bahkan lebih baik dari nikmat materi.

#Kedua,

Untuk orang beriman jika rezeki materinya lagi sulit bukan berarti tanda kehinaan atau tuhan tidak lagi bersama. Bukankah Rasulullah pernah dapur beliau 2 bulan bahkan lebih tidak ada nyala api?

#Ketiga,

Jikapun kita melihat orang yang kufur kepada Allah tapi nikmat dunia terus ditambah, Allah sudah jawab sendiri,

لِيَكْفُرُوا۟ بِمَآ ءَاتَيْنَـٰهُمْ ۚ فَتَمَتَّعُوا۟ ۖ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).

QS An-Nahl : 55

#Keempat,

Tentang keadilan Allah,
Kita cukup berprasangka baik saja sama Allah. Dan percaya Allah tidak pernah zhalim kepada hambaNya sekecil apapun.

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ ۖ

Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah,

QS An-Nisa’ : 40

————
@Pinogu_ku
01 Rajab 1442
Yogyakarta

 

Sumber : pinogoku.wordpress.com